Aktifitas berfikir
merupakan hal yang biasa dan akan selalu kita lakukan dalam kegiatan
sehari-hari begitupun mendengar kata Akal atau berakal yang dimana pada instansi-instasi pendidikan jika kita perna
ikut menempu pendidkan di tempat tersebut baik dari SD (Elementary School) SMP
(junior high School) dan SMA (Senior high School) hingga samapai pada jenjang
unversitas (Student of University/collage) dan akan sering kali di jumpai materi
pembelajaran yang berkaitan dengan Mahluk hidup khususnya manusia dan
perbedaan-perbdaan apa saja yang ada padanya , perbedaan mahluk-makluk lainnya di banding manusia dimana manusia mempunyai ke spesailan
tersendiri, baik dari sisi penciptaan dan posisnya di dunia, begitupun ketika
kita belajar berbagai ilmu pengetahuian sains seperti biologi, sosiologi,
psikologi, antropologi dan lain-lain ilmu-ilmu tersebut memberikan persfektif
kepada kita tentang manusia dan keutamaan-keutamaan manusia yang di miliki
dibanding dengan ciptaan-ciptaan yang lainnya, lain halnya ketika menilainya
dari sudut pandang Agama yang telah menjelaskannya panjang lebar dalam kitab
suci para pengikutnya, tentang
keutamaan-keutamaan manusia dibanding
dengan mahluk ciptaan yang lainnya, sehingga kesimpulannya bahwa semua ilmu merupakan satu
kesatuan (holistik) yang mempunyai hubunahnnya masing-masing, akan tetapi di
sisi lain ketika kita mempelaji hal yang
berkaitan dengan manusai baik dengan gerak dan aktifitasnya maka akan kita
temukan sebuah persoalan-persoalan yang kompleks yang mempunyai hubungan dengan
dinamika pemikiran (kognitif), yang akan menciptakan sudut pandang pemikiran
yang bebeda sehingga akan menciptakan perdebatan-perdebatan Argument ,
tentunya argument-argument yang telah mereka fahami dengan peroses
berfikir mereka masing-masing dan tentunya juga tergantung dari tingkat pengetahuan dan pemahamannya
atau sejarah keilmuan mereka , bahwa setiap orang dalam menginterpretasikan
sesuatu hal sangatlah berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan orang tersebut,
bergitupun hal yang sama ketika melihat sejarah-sejarah filosof yunani (greece) yang dalam versi sejarah pada
umumunya bahwa filosof-filosof daratan yunanilah yang terlebih dahulu berfikir
tentang alam atau yang melakuakan aktifitas Filsafat (mather of sains) dan juga
berfikir tentang seluruh gejala-gejala
yang ada di alam ini tak terkecuali manusia dan pencitanya sekalipun, sehingga
ada sebahagian sjarah yang mencatat mengenai filosof yunani kuno adalah adalah filosof Alam, seprti Thales, Anaximander,
Anaximenes, heraclitus dan lain-lain, lain lagi filosof-filosof penerus tradisi
berfisafat mereka yang kita kenal dengan
Trio Yunani yakni, Sokrates, Plato, dan
Aristoteles, dimana mereka adalah
silsilah satu guru yang saling membesarkan diri mereka masing-masing karena di
antara mereka terdapat pula pertentangan pemikiran yang sangat fundamental di
zamannyan, sehinga dapat di ambil
kesimpulan bahwa setiap zaman pasti terdapat pertentangan
pemikiran yang sangat beragam jenisnya tergantung dari konteks zamannya
tersebut, begitu pula dalam keyakinan
beragama, sebagai contoh saja dengan
Agama islam yang sangat penuh dengan perbedaan terhadap interpretasi kitab
sucinya yaitu Al-quran, dan pemahaman-pemahaman mereka terhadap hadist nabi
utusan-NYA dimana telah tertuliskan dalam kitab suci ummat Isalm bahwa ummat
Islam akan di pecah atau di bagi dalam
73 aliran dan golongan, sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa perbedaan
adalah sesuatu hal yang mutlak di dunia ini, dan semua itu sangat erat
kaitannya dengan aktifitas manusia itu
sendiri yang di mana akan tetap bergerak
(moving), befikfir (kognitif) dan akan terus berdinamika selama manusai masi
hidup samapai hari kiamat, dan begitupun
pada agama-agama dan keyakianan ketuhan yang lain,
Inilah kelebihan buat
manusai yang juga merupakan musibah buat manusia pula ketika akal yang telah di
amanahkan di gunakan hanya untuk kepentinagn obsesinya sebagai manusia yang
dapat berpeluang besar sangat dekat dengan kesesatan bertingklaku dan cara
berfikir (behaviouring and way of think)
itulah mengapa dibuatkan kajian
ilmiah tetang berfikir yang di kenal oleh tatanan Mahsiswa di perguruan tinggi
sebagai Kerangka berfikir ilmiah, yaitu fase-fase pemikiran berfilsafat
yang telah menjadi dasar pemikiran buat
insan manusai dalam mengkaji ilmu pengetahuan apaun itu, yang di dalamnya
menkaji masalah yakni seperiti kepaan (ontologi) bagaimana seharunya
(epistimologi) dan bagaimana seharunya (aksiologi) yang merupakan kerangka ilmiah yang telah di
sepakati dalam membentuk kerangka fikir dalam mengkaji dan mempelajari sesuautu
hal, yang telah menjadi variabel yang
telah di sepeakti bahwa pemikiran aka di katakan ilmiah ketika mengikutu system
pemikiran yang ilmiah tersebut yang berdasarkan dengan teory ilmiah yang dapat
di buktikan dengan kaca mata sintis, tetapi sebagian orang beranggapan lain
terhadap hal tersebut ada yang beraggapan bahwa itu hanyalah salah satu cara
atau jalan untuk menuju aktiktifitas befikir ilmiah atau yang ideal, itulah
yang dinamakan dinamika dalam menginterpretasikan sesuatu, bahwa sejarah
mencatat barang siapa yang paling kuat argumennya terhadap suatu hal maka dia
yang menang dan dapat di terima oleh masyarakat dan ilmu pengetahuan, dan kita
ketahui pada generasi-generasi berikutnya pertentangan pemikiran itu semakin
terbuka di mana dengan munculnya berbagai ideologi-ideologi filsafat seperti,
Rasionalis (Rein deskartes) Empirisme (Jhon lock) Materialisme (Hagel)
Positivisme (Agus teconte) dan hingga
pada zaman pos Moderenisme (Derida)
mereka melihat realitas dengan sudut pandang yang berbeda, inilah
gambaran metodologi pemikiran yang bebeda pada setiap aliran-aliran pemikiran
atau mazhab yang akan tetap terjadi pertentangan (Dealektika) yang menjelaskan
tentang Thesis X anti Thesis = Sintesis yang akan terus berlanjut sampai
kapanpun, begitup pada zaman Modern sekarang ini di mana hasil pemikiran itu
menghasilkan suatu aliran Ideologi atau system dalam suatu pemerintahan dan di
bidang ekonomi seperti Induvidualisme
(Kapitalis) dan Sosialisme (komunis) yang
telah menjadi ideologi kekuatan besar di dunia seperti kita ketahui sejarah
perang dunia ke-II yang setelannya perang Ideologi atau perang dingin (Cold
War) antara Blog barat (Kapitalisme) dan Blog Timur (Komunisme) yang telah
menjadi perang ideologi di masa itu dan sampai dengan zaman sekarang ini,
sehingga puncak perkembangan ilmu pengetahuan
di zaman sekarang ini di mana hasil dari dinamaika pemikiran telah dapat di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari
maka jadilah kehidupan sekarang ini dengan berbagai alat (tools) yang
mendukung hidup manusia maka itulah hasil dari aktifitas berfikir yang telah
memanfaatkan akalnya semaksimal mungkin
untuk memenuhi kebutuhan manusia di era global sekarng ini, dimana segala sesuautu telah bersifat
mendunia dan dapat di nikmati oleh seluruh manusia di dunia itulah Globalissi
yang merong-rong batas setiap Negara yang menjadikan batasan-batasan itu tanpa
batas lagi, tetapi itu tidak menjamin kedamaian dan kemakmuran buat manusai di
mana telah saya jelaskan tadi di atas selama manusasi masi hidup dan masi berfikir
(Akal) maka segala sesuatu dan persoalan sangat mungkin terjadi dan hal itulah
yang terjadi dimana-mana dan akibat dari
hasil berfikir manusia itu sendiri pulalah dengan mudah saling menjatuhkan
bahkan saling menghilangkan nyawa satu dengan yang lainnya, di negara-negara
Berkembang dan di negara maju sekalipun, perang antar negara-negara yang dari
dulu sampai dengan zaman sekarng ini masi terus berlanjut adalah sesuatu hal
yang bi hal tersebut merupakan hal yang sangat mungkin terjadi karena peluang
untuk berperang sangatlah besar apalagi telah di dukung oleh alat militer dan pertahan
yang sangat canggih yang di miliki oleh
negara-negara di dunia sehingga peristiwa-peristiwa kemanusiaan dimana-mana
sering kali terjadi di belahan dunia manapun di berbagai Negara dan di berbagai
tempat, pertanyaannya apakah ini hasil
dari aktifitas berfikir manusia yang telah di anugrahkan kelebihan berakal, tentunya ini merupakan hasil
Positive ketika hasil berfikir itu digunakan untuk kepentingan-kepentingan
kemanusian, untuk kemudahan dan mendukung kerja manusia itu harus mendapat
apresiasi mengutamakan perdamaian dengan cara Dialog dan Toleransi merupaka
jalan terakhir yang seharusnya dapat di tempu oleh manusia sebagai manusia yang
berfikir atau berpengetahuan dan manusai
yang beradab, sebenarnya hal tersebut
bukanlah hal yang mustahil untuk diwujutkan ketika ada kemauan yang kuat oleh
manusia-manusia yang berilmu dan berakal demi terwujutnya kedamaian di dunia
ini. Wassalam...!!!!!!
Tidak ada komentar:
background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;Posting Komentar