Lanjutan...!!! 2
Kisah ini merupakan
lanjutan dari tulisan yang sempat saya buat yang mencerikan sebuah kisah ketika
menempuh pendidikan di SMA, yang
menceritakan kisah pertemanan dan persahabatan yang sedikit di hiasi oleh kisah
percintaan (love Story) layaknya anak
SMA pada umumnya yang agak lucu dengan pola tulisan dan bahasa yang masih
sederhana karena pada saat merupakan awal saya belajar untuk merangkai kata yang
membentuk sebuah kisah hidup dan disitu
pula awal semangat untuk tetap menulis dan memencoba untuk mensejarahkan diri
dengan media tulisan, Masa menuntut ilmu
di perantauan di salah satu kota besar di Indoneisa tepatnya Makassar kira-kira
sembilan jam dari kampung halamnku, ketika melalu seleksi di bebrapa
Universitas dimakassar akhirnya takdir mebawaku pada salah satu universitas
Swasta di makassar pada Fakultas Psikologi dan jurusa Psikologi yang sesuai dengan keinginan
dan harapanku pada saat itu.
Masa itu berawal ketika
saya mengenal dan menyentuh hal-hal yang mengenai ilmu dan pengetahuan walaupun
hal seperti itu telah perna dan telah terbiasa saya rasakan ketika dalam
pendidikan sekolah sebagai Siswa, tetapi kondisi dan situasi sekarang ini
sangat jauh berbeda dan hingga pada awalnya
saya kaget dengan kondisi atau kebiasaan-kebiasaan baru yang saya alami (shok culture) , maka terlebih dahulu pada saat itu
sebisa mungkin saya berusaha untuk melakukan adabtasi dengan melalu berbagai proses layaknya Mahasiswa baru di Universitas yang melalu
masa Orientasi dan sehingga
pelahan-lahan saya terbiasa dengan sendirinya dan melalunya dengan sangat mudah,
dalam dunia berilmu pengetahuan Khusunya Mahasiswa akan diwarnai dengn berbagai dinamika pemikiran dan pengetahuan seperti; kerangka berfikir,Philosofhy, wacana tokoh-tokoh
dan Pemikir dunia, Wacana keagamaan, wacana Global,hingga mengenai wacana yang
berbau kanan dan berbau kiri sekalipun,
dan masih banyak lagi..,
wacana-wacana itu merupakan wacana pokok
bagi para pelajar di Universitas atau perguruan tinggi yang di sebut
sebagai Mahasiswa, yang merupakan tingkatan yang tertinggi bagi pelajar yang
mendambakan dunia Akademik, ketika pertama kali menyentuh sesusatu hal yang
berkaitan dengan Berfikir yang ilmiah layaknya
hal tersebut, maka gejolak pemikiran
sebagai kaum pemulapun (beginer)
nampak ketika kebingungan dalam berfikir terus menerus melanda bahkan dalam aktifitas keseharian seperti; dalam perbaringan,
makan, dan bahkan berkendara Motor, itulah merupakan fonomena yang mungkin akan di
lalui setiap mahasiswa baru yang ingin mencari jati diri keilmuannya di
perguaruan tinggi, diskusi dan berdebatpun menjadi kebutuhan sehari-hari (dialy need) dikelas, di kantin, di
forum-forum diskusi kecil, dan dirumah
yang dimana rumah saya ketika itu menjadi tempat baca mahasiswa salah satu Organisasi
Mahasiswa Islam terbersar di Indonesia, forum kajianpun sering kali saya hadiri
dari forum kajian kampus,kajian di oraganisasi Islam kebetulan pada saat itu baru
saja saya di kader di salah satu Organisasi Mahasiswa Islam terbesar di
Indonesia sebut saja Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia,
atau yang lebih di kenal dengan (PMII), di organisasi pergerakan ini sendiri
banyak hal yang bisa saya kaji dan pelajari tentunya mengenai, wacana-wacana
Keislaman, Keindonesain,Filsafat, Pergerakan, dan wacana-wacana Global seperti
Geopolitic, Geostrategy, Hingga Tasawwuf dan lain-lain disinilah ruang
dimana saya dapart belajar dan mengkaji apapun itu selagi itu dapat di kaji dan
di pelajari, dan di situlah pencetus awalnya kerangka berfikir saya dan
tentunya tetap berpegangan pada Ideologi Bangsa (Pancasila) dan ajaran Islam Indonesai beserta dengan
tradisitradisi keIslamannya, dimana organisasi kemahasiswaan itu terkenal
dengan semboyan, Dzikir,fikir dan Amal Sholeh, dan itulah merupakan Prinsip atau
Konsep berilmu yang kami harus pegang teguh sebaga warga dan kader pergerakan
dan di situ pulalah awalnya saya mulai membuka dan membaca buku pemikir-pemikir
besar, pemikir-pemikir Barat dan
pemikir-pemikir Muslim adalah kajian Pokok saya pada saat itu, walaupun
saya akui pada awalnya itu sangat sulit untuk saya pahami, tetapi dengan
semangat dan tekat yang teguh dan semangat Kritis dan keinginan untuk menikmati
dunia berilmu dan berpengetahuan maka akan tetap diperjuangkan sampai saat ini.
Dan dimana pada setiap Orasi-orasi para yang mengaku dirinya sebagai Mahasiswa
sering terucap kalimat, agen Perubahan (Agen
of change), pengontrol Masayarakat (Social of Control) dan perencana sosial
(Social Planty) yang berati Mahasiswa
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar sesuai dengan fungsi-fungsi utamanya demi
kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara, buka hanya di sibukan dengan
kehidupan Berpengetahuan di perguruan Tinggi, Maka hal itu seharusnya benar-benar terwujud sesuai
dengan fungsi yang di sebutkan tersebut.
Kajian di lembaga
sosial, Karena pada saat itu saya cukup sering aktif di salah satu lembaga
sosial di bidang pendidikan yakni Forum Kampung Bahasa Sulawesi
(FKBS) bertujuan untuk menciptakan
pendidikan yang, murah,merakyat,
berkualitas, berkarakter dan relegius, khususnya dalam belajar bahasa inggris dengan tahap awalanya ialah mendirikan Kursusan (course)
yang tujuan akhirnya adalah menciptakan Kampung Pendidikan english (english Villege) yang sesuai dengan Visinya tersebut di pulai sulawesi, dan di
tempat itu pulalah tempat saya belajar english dan bediskusi tentang wacana-wacana Sosial
kekinian (kontemporer) dengan teman-teman
yang pemahaman pengetahuaannya luar biasa yang berasal dari Kampus-kampus dan
latar belakan Jurusan dan organisasi yang berbeda-beda pula yang di satuhkah dalam satuh wadah organisasi
yang merupakan salah satu tempat saya
untuk belajar, berkarya dan berjuang . Dan
lain halnya ketika keikut sertaanku dalam sekolah-sekolah pemikiran yang sempat
saya ikuti kira-kira sebulan lebih lamanya, saya akui bahwa proses yang saya
alami dalam membentuk kerangka fikir saya sangatlah rumit dan penuh dengan dinamika
pemikiran, dimana gejolak pemikiran yang nampak yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai segala sesuatu
di dunia ini, bahkan sampai mempertnyakan sang Pencipta.. Na’uzubillah .... tetapi
menerut saya hal itu adalah tahap awal dan
proses saya menuju kematangan berfikir dan saya harap bukan hanya kematangan
dalam berfikir tetapi kematangan dan kedewasaan dalam bertindak dan betingkah
laku.
dan ketika
beranjak ke semester tiga maka
keputusan untuk cuti dari bangku Universitaspun saya ambil, walaupun ketika
pada saat itu saya sebagai salah satu anggota dalam organisasi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) di Fakultas saya tetapi dengan niat untuk lebih meningkatkan
kualitas diri dan keilmuan sebagai mahasiswa yang masi dalam proses pembetukan
konsep fikir pada saat itu, maka saat itu pula saya fakum dari kepengurusan
lembaga dan memilih untuk cuti akademik, kesempatan cuti pada saat itu saya manfaatkan untuk
belajar bahasa asing di pulau seberang di salah satu kampunng sebut saja Kampung
inggris Pare, Kediri yang terletak di bagian Timur pulau jawa, disanapun hal
yang sama saya alami, disana saya dapat bertemu
denga seluruh pelajar-pelajar dari seuruh penjuru nusantara dari
sabang-merauke, untuk menuntut ilmu disana Khususnya ilmu english, maka disanahlah
merupakan kesempatan besar untuk meningktkan keilmuan dengan berdiskusi dengan
mereka (shering knowladge) mengenai apaun bukan hanya mengenai english
yang lebih jauhnya lagi berdiskusi tentang Keluasan ilmu yang tidak akan bisa
kita pelajari hanya dengan belajar dan berdikusi di satu tempat dan pada
sekelompok orang saja, kurang lebih tiga
bulan lamanya waktu yang saya habiskan dikampung tersebut, dan adapun aktifitas-aktifitas keilmuan yang saya jalani disana diantaranya ketika pada siang hari saya fokus untuk
belajar english dengan kursus di bebagai lembaga kursusan dan ketika pada malam harinya maka saya memanfaatkan waktu
dengan berkeliling di setiap camp (tempat tinggal pelajar) untuk belajar
dan berdiskusi dengan temapan-teman dari berbagai asal daerah dan berbaga background
pendidikan yang berbeda-beda pula,
begitupun pada waktu-waktu lainnya di siang dan di malam hari teman-teman se-camp
saya yang menjadi teman berdiskusi khusunya mengenai english karena tidak bisa
dipungkiri suatu bahasa harus di praktekan (prectice) dan berawal dari kebiasan (habit)
dan juga tidak bisa di pungkiri
ada diantara mereka yang kapasitas englishnya lebih baik dari pada saya maka
dengan rendah hati saya meminta tolong kepada mereka untuk bersedia mengajari
di selah-selah waktu yang kosong itu, karena salah satu prinsip yang saya
selalu pegang teguh pada saat itu ialah
kesempatan berpengetahuan ini tidak akan saya sia-siakan sampai sedetikpun, dan setiap orang adalah guru, sebab karena itu pula alasan mengapa hampir setiap malam forum-forum diskusipun saya hadiri baik forum diskusi besama dengan teman
se kelas di tempat kursus, teman-teman se-camp dan teman-teman yang lainnya. Dan
ketika menjelang bulan ke-dua akhirnya
musim itu datang juga musim dimana satu-persatu teman-teman seperjuangan kembali
kekampung halaman mereka, dan pelajar-pelajar barupun silih berganti datang dan
pergi, menghuni setiap tempat-tempat belajar kursusan dan camp-camp yang di
sediakan disana, hal tersebutlah yang terus berlangsung hampir setiap bulannya,
dan pada saat dan kondisi itupulalah dikusi-diskusi malampun perlahan-lahan redup
dan berkurang walaupun sekali-kali dengan iniasiatif diri sendiri mencari teman
Diskusi yang dengan sukarela berdiskusi dan membagi ilmunya kepada saya di
setiap malam pada diwaktu-waktu luang, tentunya tanpa kegiatan atau aktifitas
yang berkenaan dengan english.
Dan ketika pada bulan
ke-tiga menandakan telah sampai hari-hari menjelang kepulanganku walaupun
pengalaman ilmu diperantauan khusunya
english terasa belum cukup dan sangat jauh dari kata Puas dan kebetulan pada
saat itu tepat terjadi bencana alam meletusnya gunung Kelud dimana proses
belajar mengajar tidak efektif dan tidak kondisif lagi, maka seminggu setelah
itu saya memutuskan untuk kembali kekampung halaman di Makassar untuk
melanjutkan Study saya di bangku universitas dan karena waktu yang di berikan
untuk cuti akademik sebentar lagi akan berakhir , tiga bulan lamanya belajar
dan berjuang di tempat tersebut Maka sebelum kepulanganku tibahlah malam
dimana malam perpisahan yang biasa di
laksanakan ketika ada di antara
teman-teman Asset yang akan pulang di siang harinya dan maka pada malam
harinya terlebih dahulu pesta perpisahanpun (parewel party) menjadi ritual wajib untuk mengucapkan, pesan dan
Kesan sebelum balik kekampung halaman, maka
dalam hatipun mengucap do’a kepada seluruh teman-teman yang telah relah
membagi ilmunya kepadaku teman-teman Camp
1 dan ASSET (Assosiation of sulawesi
student) secara umumnya yang telah menampung dan memberikan saya tempat tinggal selama belajar di tempat tersebut, yang telah menjadi
lembaga pemersatu pelajar-pelajar yang
berasal dari pulai sulawesi, bukan
hanya tempat tinggal tetapi tempat belajar, berkarya dan berjuang , dan juga
untuk taman-teman diskusiku selama proses belajarku yang sangat
berharga di surga kecil itu terimah kasih banyak untuk semua yang tidak bisa
saya ucapkan satu persatu dalam tulisan yang singkat ini.
Sesampainya di Makassar
awal dan kisah barupun terukir, ketika sepulangnya saya dari perantauan saya
melanjutkan Study di jurusan saya yakni
Psikologi, dan bergabung kembali kesalah satu lembaga Kursusan di makassar
(FKBS) yang di mana beberapa bulan juga saya sempat fakum di tempat tersebut dan
berencana untuk menjadi salah satu guru (teacher/tutor) di tempat itu , dua minggu berjalan sepulang saya dari
perantauan akhirnya saya mulai terjun di dunia pendidikan khusususnya English
menjadi guruh (teacher/tutor) di tempat kursusan tersebut walaupun tahapan
pertama mengajar Kosaka kata dalam bahasa inggris dan bagaimana cara
melafalkaanya, tetapi itulah merupakan langkah awal yang insya Allah akan terus
berkembang sampai dengan Level-level dan peroses belajar dan mengajarpun itu
belangsung hingga sekarang.. bersambung..... (to be continued)...
Tidak ada komentar:
background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;Posting Komentar