Sabtu, 06 April 2013

TOLAK KAPITALISASI PENDIDIKAN



Dalam pembahasan masalah tentang  Kapitalisas Pendidikan ini  perlu terlebidahulu kita memahami arti Kapitalisai tersebut,  Kapitalalisme dalam bidang Ekonomi adalah suatu sistem yang lebih  menguntungkan pemilik modal dalam memonopoli sistem perekonomian, akan tetapi jika kita membawa dan mengkajinya dalam sitem pendiddikan  bahwa  faham  kapitalisai pendidkan adalah suatu sistem dimana sistem tersebut  lebih menguntungkan para pemilik modal dalam menuntut ilmu dengan bermodalkan keunggulannya dalam bidang materi (uang). Sehingga jika hal tersebut terus menerus kita biarkan maka akan tejadi kesenjangan sosial dibidang pendidikan yang dimana para rakyat miskin, anak yatim, pengemis dan anak terlantar lainnya yang  secara otomatis berdasarkan sistem tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendidikan sama sekali, maka berlakulah orang miskin semakin bodoh dan orang kaya (pemilik modal/kapitalis) semakin pintar  dan juga secara otomatis orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin  kaya dan karena seperti yang dikutip Jalaluddin Rahmat  dalam bukunya yang berjudul “REKAYASA SOSIAL”  Menjelaskan hukum, bahwa Pendidkan seseorang mempengaruhi Sumber daya Manusianya (SDM),  SDM mempengaruhi Produktifitasnya ,Produktifitas  mempengaruhi  Penghasilannya dan secara otomasi pula Penghasilan akan Mempengaruhi Pendiikan, maka  jika Kapitalisasi Pendidikan terus menerus menjadi sistem maka hukum tersebut  pasti akan terus berputar  dari  masa- kemasa  dan  karena tidak bisa kita pungkiri bahwa Pendidkan memiliki  andil yang sangat besar untuk mengubah hidup dan kesejatraan  seseorang.
 Tetapi  dalam padandangan Psikologis dan  penelitian Secara Ilmiah menjelaskan bahwa  terdapat Perbedaan antara  Mahasiswa yang kuliah dengan hasil kerja kerasnya sendiri  dibanding Mahasiswa yang dibiyai oleh orang tuanya, hasilnya ialah Mahasiswa yang kuliah dengan usahanya sendiri  lebih cenderung  cerdas, tanggap, berani dan lebih tangguh terhadap masalah, dibandingkan Mahasiswa yang dibiyai olehorang  tuanya, menurut penelitian ini di karenakan dirinya dikondisikan dan dibiasakan dengan keadaan-keadaan yang sulit  sehingga secara otomatis sikisnya (jiwanya)  lebi siap untuk bersaing dan berkompetisi dalam bangku perkuliahan. Akan tetapi ini hanyalah penelitian yang berlaku untuk segelintir orang saja dan bagaimana dengan mereka  yang secara pereknomian dan Sikisnya (jiwa) tidak mempu bersaing dan Berkompetisi dalam mentut  pendidikan. Yang harus dilakukan oleh pemerintah kita iyalah membuka peluang seluas-luas mungkin untuk Pendidkan mereka yang secara Ekonomi tidak mampu untuk bersekolah dengan biaya sekolah yang mahal ditambah lagi dengan uang buku pelajaran dan berbagai kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dana ditambah lagi jika mereka ingin melanjudkan studynya ke Perguruan tinggi  dengan biaya untuk masuk keperguruan tinggi saja biayanya untuk ukuran mereka sangatlah malah dan ditambah lagi dengan pembayaran dan kebutuhan-kebutuhannya selama duduk dibangku perkuliahan yang semakin hari semakin  melejit atau meningkat drastis. Apalagi jika mereka kuliah di perguruan tinggi suwasta yang dimana biaya masuk dan  pembayarannya  lebih  mahal dibanding perguruan tinggi negeri yang relatif lebih murah. Oleh sebab itu kita semu harus segencar –gencarnya   menyuarakan dan berteriak sekeras mungkin atas Penolakan kita semua terhadap Kapitalisasi Pendidkan Khususnya di Indonesia kita yang tercinta ini.
Ingat “Tolak Kapitalisasi Pendidkan, pendidkan itu harus Murah”

Tidak ada komentar:

background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;

Posting Komentar