Sabtu, 02 April 2016

WISATA KEILMUAN


Lanjutan..!!! 3


Di bulan puasa (fasting month) awal kisah  spiritual keilmua itu di mulai, puasa pertama yang saya jalani di negeri prantauaan yakni ibu kota Provinsi sulawesi selatan tepatnya di Makassar, dan begitu pula dengan  hari-hari berikutnya, tak terasa pada saat itu telah tiba di hari ke-sepuluh pada bulan ramadhan, tak terasa yaahha.. !!!! kata tersebut terucap sendirinya ketika  dengan gerakan spontan menatap kelender  pada HP mini saya, yang tertuliskan made in china,  iyaaa memang tak terasa karena tepat pada bulan Puasa itu pulalah Pesta Piala dunia di selenggarahkan (world Cup) dan juga bertepatan dengan masa kampanye Presiden dan Wapres sehingga  waktu terasa singkat dengan heporia pemeberitaannya,  bagaimana tidak dengan hiporianya di seluruh media eletronik, cetak dan terasa  media Sosial tiap waktu sehingga semua mata di ahlihkan pandangannya oleh pemberitaan-pemberitaan seputar piala dunia dan kampanyae Capres dan Cawapres, tak terkecuali di indonesia kabar seputar piala dunia dan kampanye merupakan konsumsi sehari-hari tetapi untuk Kampanye itu sendiri karena berlangsung selama sebulan lebih dan hanya ada dua pasang kandidat capres dan cawapres sehingga  dipenuhi dengan ketegangan dan perang urat saraf, dimana  deklarasi-deklarasi  pemenagan  dan relawan untuk setiap pasangan calon presiden tersebut     menjadi perbincangan hangat di seluruh media elektronik,cetak dan begitupun di medai sosial di tambah lagi denga  janis-jenis kampanya yang beragam dari kampanye Kreatif (kreative campain)  dengan melibatkan simpatisan dan relawan samapi dengan kampanye hitam (black kampein) dan kampanye nagative (negative campain) sehingga bulan beribadahpun terus berjalan tanpa sadar dan tetap dalam kendali alam bawah sadar, bagaimana tidak di malam hari  seharusnya di habiskan dengan membaca Al-qur’an dan beribadah dan Sholat tarwih malah di  sibukkan dengan  menyaksiakan kabar dan informasi  seputar Pemilu dan kampanya pilpres di media dan  pada waktu dini harinya di sibukkan dengan Nonton  piala dunia yang setiap dini hari di putar di stasiun TV swasta, sehinga  waktu untuk beristirahat yang semestinya pada malam hari , diganti dengan beristrahat pada siang harinya  sehabis sholat Subuh hingga hampir memasuki berbuka puasa hehehee.. itulah aktifitas yang memang taknormal apalagi pada bulan dimana para ummat muslim di dunia Sibuk dengan Beribadah sebanyak mungkin untuk menghapus dosa yang telah lalu dan pada saatnya akan kembali Fitrah, ....
Dan tepat pada hari itu pula saya memutuskan untuk pulang kekampung halaman yang tercinta untuk berkumpul dan menikmati susana-suasana berpuasa bersama keluarga.. dimana ritual seperti sahur dan berbuka puasa bersama adalah merupakan ritual yang sangan saya rindukan ketika datangnya Bulan Puasa, dan dengan menaiki bus antar kota pada saat itu perjalanan antar kotapun dimulai kira-kira semalaman dan membutuhkan waktu 9 jam lamanya  waktu  yang harus saya tempu dari kota  Makassar sampai kekampung halaman saya Masamba yang terletrak di sebelah Utara kawasan Luwu Raya yang Dulunya merupakan kawasan Kerajaan Luwu, setibahnya di kampung halaman karena pada hari itu  adalah merupakan hari  Pemilihan Umum (Pemilu) Capres dan Cawapres maka dengan  tanpa beristirahat  kira-kira jam Delapan pagi saya berangkat ke TPS yang tidak terlalu jauh jaraknya dengan rumah saya dan  dapat di tempu dengan berjalan kaki saja, dengan tujuan Memberi hak suara saya kepada Pilihan saya yang akan Memimpin Indonesia  Lima tahun Kedepannya.
Pada malam harinya Wisata keilmuanpun dimulai berawal dari perjumpaanku dengan kawan lama atau teman seperjungan ketika menempuh pendidikan di SMA dan juga masih memiliki hubungan kekeluargaan, yang pada saat itu Alhamdulillah telah matang dalam Membina rumah tangga  (kepala rumah tangga), perdiskusianpun berawal dengan saling menanyakan kabar, di lanjutkan dengan menceritakan pengalaman hidup selama kurang lebih  Dua tahun lamanya dan pada saat itu baru sempat bertemu kembali, setelah kira-kira tiga jam berbincang seputar pengalam kami masing-masing tiba-tiba  Sosok tua yang merupakan ayah handa teman saya itu datang  dan dengan memotong pembicaraan  dengan mengucap sapaan hangat, dan dilanjutkan dengan pertanyaan mengenai seputar  Pemilihan Presiden yang di laksanakan pada  siang hari tadi.. dengan rasa kepercayaan diri saya, karena  menjagokan salah satu Capres, maka sayapun menjawab memilih salah satu kandidat tersebut  Sebut saja si Capres J dengan penuh keyakinan .. lalu sosok tua itu kembali melanjutkan pertanyaanya mengenai alasan mengapa kamu memilihnya..? dengan  menjawab penuh dengan percaya diri maka saya jelaskan semua pengalam si Capres J itu dalam pemerintahan, track rekor dan kebaikan-kebaikan yang dia miliki, dan membandingkannya dengan  presiden yang menjadi lawannya ketika itu sebut saja si Capres P.. sayapun menjelaskan dengan penuh perbandingan-perbandingan yang tentunya sesuai dengan apa yang saya ketahui mengenai ke dua kandidat Presiden tersebut,  setelah dengan panjang lebar saya menjelaskan lalu dengan wajah yang menampakkan rasa yang penuh dengan pemahaman maka sosok tua itu menceritakan beberapa perspektif  atau sudut pandang penilaian dalam memelilih suatu presiden atau kepala negara, dengan tanpa pandangan yang negative terhadap kedua kandidat tersebut, tetapi dengan hanya memberikan sedikit analogi Rasional dalam  menentukan suatu Pilihan dan dengan mempertimbangkannya  sehingga  Pilihannya jatuh kepada  Calon persiden P, dan inti dari alasannya memilih capres tersebut ialah bahwa indonesia harus kuat di bidang pertahan dan harus memiliki pertahanan yang canggi dan kuat dan karena melihat background presiden pilihannya tersebut adalah Militer maka ia percaya bahwa indonesia akan kuat ketika capres P yang akan menjadi Presidennya, karena pilihan kami berbeda maka perdiskuasian berlanjut lebih jauh  dengan saling melempar pertanyaaan terhadap alsa-alasan dan penjelasan  yang lebih  rasional lagi mengapa menjatuhkan pada capres pilihan kami masing-masing baik dalam latar belakang pendidikan  ( educational background), pengalaman (eksperian) tack rekor dalam kepemimpinan dan pemerintahan dan lain-lain, perdiskusianpun terus berlanjut dimana sosok tua itu dalam menjelaskan dengan sudut pandang yang berbeda begitupun saya penuh dengan perspektif dan sudut pandang yang berbed pula, walaupun demikian tidak adapun dalam perdiskusian tersebut  usaha atau keinginan untuk saling menjatuhkan argument maupun menjatuhkan mental lawan bicara yang ada hanyalah diskusi yang sehat dengan saling bertukar pikiran di sertai dengan teori dan contoh-contoh real, berdasarka dengan kondisi indonesia dan dunia sekarang ini, kira-kira tiga jam lamanya berdiskusi seputar Capres dan Cawapres tak terasa perdiskusian telah diluar dari jalur (talk out the box) tetapi menurut saya sekarang memang waktunya untuk berdiskusi lebih lepas bercerita tentang pengalaman, keindonesiaan dan menentukan pemimpin indonesia yang sesuai dengan kondisi dan konteks indonesia di zaman sekarang ini,  pembicaraan di awali  ketika  sosok tua tersebut menceritakan  kegelisahannya terhadap kondisi indonesai dan oknum-oknum pemerintahan di zaman sekarang ini yang belum bisa mensejahtrakan rakyat baik dari segi ekonomi, pendidikan, taraf  hidup, kualitas hidup dan lain-lain, dan ketika dia bandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti Malaisya, brunei, dan singapur, bagaimana tidak indonesia sebagai negara kaya dengan sumber daya alam (natural resorces)  yang berlimpah di negera kepulauan ini,  tetapi di lain sisi kesejahtraan penduduknya masi jauh dari kata Maju (undevloped) sehingga dengan  kegelisahan-kegelisahan seperti itu sosok tua itu berpendapat  indonesia harus di pimpin oleh pemimpin yang  bisa memajuhkan  masyarak dan rakyat indonesia dari berbagai aspek, seperti di bidang ekonomi, pendidikan, kualitas hidup, kesehatan, pertahanan dan lain-lain di mana pada saat ini masih penuh dengan tanda tanya besar, sehingga sosok tua berharap yang memimpin indonesia ialah  yang menurutnya mampu mewujudkan semuanya itu tentunya  untuk kesejahtraan rakyat indonesia, setelah berbincang seputar masalah keindonesai lanjut dengan berdiskusi masalah keislaman hingga kebidang tasawwuf, dia juga  menceriakan kegelisahannya  tentang kondisi kaum pelajar sekarang yang mengalami degradasi seperti krisis moral dan krisis akhlak  dimana kaum pemuda di zaman sekarang ini tidak sesuai dengan fungsinya kepada masyarakat, seharusnya pemuda dan kaum intelek memberikan pemehaman dan pembelajar buat masyarak bukan malah sibuk dengan dunia keilmuaannya dan malah  menyesatkan masyarakat, sosok tua itu berfikir bahwa para pelajar dan kaum intelektual dan mahasiswa agar bersatu dengan saling berdialog dan berdiskusi untuk membicakan masalah indonesai dan mencari soslusi terbaik untuknya bukan malah saling serang dalam bidang pemikiran bahkan saling serang dalam wilayah fisik sekalipun, karena menurutnya  berilmu dasarnya  ialah aktualisasi ilmu bukan hanya sekedar teori di bangku sekolah dan universitas, dan gunakanlah ilmu untuk kepentingan rakyat sesuai dengan kemampuan atau jurusan keilimuannya masing-masing. Terjun kemasyarakat dan mengabdi untuk kemajuan rakyat memberikan pemahan dan pelatiha keterampilan demi tujuan kesejahtraan rakyat, agar fungsi para pelajar atau mahasiswa sebaga agen perubahan (Agen Of Change), pengontrol sosial (Social Of Control) dan perencana Sosial (Social Plenty) dapat terealisasikan di masyarakat sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya untuk kesejahtraan seluruh rakyat indonesai tanpa terkecuali.
Memang  menurut saya secara pribadi pemahaman dan pengalamalan hasil pemahaman yang luar biasa oleh sosok tua itu,  bagaimana tidak ketika kita lihat sosok  itu dari sudut pandang materi, sosok tua itu tidak nampak sedikitpun dengan kemewahan dan kemegahan akan tetapi sangat penuh dengan kesederhanaan hidup, dan lain lagi ketika kita ingin membandingkan taraf hidup dengan kemampuan dan pemehamannya mengenai ilmu dan aktualisasi ilmu itu sendiri yang sangatlah jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya. apa lagi ketika kita ingin membandingkan orang tua yang seussia denganya, baik dari pemehaman hidupnya, pemahaman keilmuannya hingga pemahaman terhadap politik praktis sekalipun,  yang penuh dengan ungkapan-ungkapan filosofis dalam menjelasakan bagian-bagiannya, mungkin semua itu karena caranya memahami hidup  beserta dengan pengalaman keilmuannya  di perantauaan, bagai mana tidak  kurang lebih 40 tahun merantau kenegeri tetangga yakni malesya dengan beberapa pengalam kerja di lapangan atau teknical  di tambah lagi  dengan sejarah pendidikan keagamaannya hingga sampai pada tatanan tasawwauf  kepada para ulama dan kyai dan juga pendidikan formal ketika masih dalam situasi dan masa  perjuangan negara indonesia, maka menurut saya dengan pengalaman itulah pemahaman keilmuan dan caranya   menjalani hidup dan menatap kehidupan , serta  juga usaha yang membuat dia tetap pada keyakinannya dan pemahamannya  dalam menghadapi hidup, bagaimana cara pandangnya   tentang mencari nafkah dan bagaimana pandangannya memandang masalah dalam kehidupan yang semuanya penuh dengan makna filosofis, dengan telah memberikan sudut pandang yang berbeda dalam hidup dari berbagai aspek kehidupan seperti memandang politik dan politician dengan persfektif yang berbeda dan  menjelaskan sebuah teori serta contoh konkrit yang mudah untuk kita pahami,  semua itu juga karena pengalaman hidup yang membuat sudut pandang beliau dalam melihat segala fonomena yang terjadi Sangatlah berbeda dengan masyarakat kebanyakan (paradogsal) apalagi dengan umur yang tak tak muda lagi dan  dapat berfikir layaknya pemudah yang lahir dalam generasi sekarang ini, di perdiskusian seringkali saya merasa malu dengan ilmu dan pemahaman yang  saya miliki yan belum ada apa-apanya dan telah berani menampilkan keakuannya (kesombongan) dalam berilmu dan berpengetahuan bukan malah merendahkan diri bahwa ilmu yang kita miliki tidak  akan perna ada apa-apanya di banding sumber dari segala ilmu, mengakui kekecialan diri dan  mengakui kebesaran sang pemilik ilmu.. itu adalah pelajar yang sangat besar petik ketika berbicara tentang Ilmu dan kebesaran ilmu yang takkan perna ada batasannya, bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengklaim pemahaman tertingginya terhadap suatu ilmu tanpa restu dari yang memiliki ilmu tersebut Allah Swt. Terima kasih untuk sosok tua itu yang telah mengajari saya tentang apa  berilmu itu dan berpengetahuan itu dan apa inti atau subtansi dari semuanya, mengajarkan untuk menilai dan melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang tidak berfokus pada satu sudut pandang saja, sehingga terkadang menyesatkat dan terus-menerus berputar  pada hal atau persoalan yang sama.. terimakasih banyak untuk sosok tua yang sederhana dan ditempat yang sederhana”.



Tidak ada komentar:

background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;

Posting Komentar