Jangan sakiti fikiran kecil kami penuh sesak dengan kata-kata kecerdasan
Aku melangkah kesekolah hanya mencari senyum sapa Budi pekerti
Duduk di kursi keras bersama wajah-wajah muram, kusut bersuka duka
Di sela-sela Aku mendengar ungkapan meraja merajam
Aku harap mereka dapat mendidik merangsang jiwa raga
Aku harap kami dididik membangun budi pekerti
Aku harap kami akhirnya terdidik
Sejak dulu aku cari budi bersama gelar-gelar produksi zaman
Sejak kudengar ungkapan ibu pekerti kini saya malu bertemu di sekolah
Sebab sekolahmu tak menyeru raga, jiwapun tak nampak di sekeliling buku
dan pidato-pidato, membuat kami mati nafsu
Aku terkapar kutemui iblis tanpa budaya disetiap ruang sekeloh
Meratap kepala rasa kecewa
Jangan ungkit masa lalu sebab mereka akan bersorak itu masa lalu
Jangan ungkit budaya itu sebab mereka akan menyeru kini masa maju
Bangsaku mungkin lupa waktu bersekolah itu
Bangsaku mungkin lupa trisuci bersekolah itu Mendidik,dididik,
terdidik
Ketika aku mulai bosan, kuberanjak kerumah, kutemukan rasa, nafsu untuk
mencari bumi, langit, nasehat luhur moyang mengabarkan kisah tentang
budi pekerti yang tunduk patuh hingga keadaban cerita masa itu lalu
Nyatanya Sangat sukar aku berjumpa kearifan sekolah masa maju, masa
kini
sebut saja kini pendidikan kehilangan kompas
mari kita bersama-sama kembali belajar bersekolah "
Makassar, 8 Agustus 2016
Muhammad Qadri
Tidak ada komentar:
background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;Posting Komentar