Rabu, 03 Agustus 2016

DIALEKTIKA CINTA FARHAN


Sebuah Cerpen..!



Dimula ketika awal mendaftar di perguan tinggi Farhan yang bersal dari sebuah kabupaten di sulawesi selatan yaitu Bulukumba merasa sangat takjub dengan hiruk pikuk kota urban, kisah ini bermula saat Farhan yang sangat sering bermain social media yang sangat engetren saat itu berkenalan dengan seorang wanita melalu social media, Farhan melihat gambar wajah mempesona berseragam putih abu-abu, Farhan  mencoba untuk memasang komentar,
“ hmmm… memang indah ciptaan Tuhan” dan gadis belia itupun merespon dengan sopannya “ hehehe iya makasih alhamdulillah”,
Akhirnya perkenalan berlanjut hingga saling tukar menukar nomor HP. kisahpun berlanjut dengan deringan terfon disetiap siang, malam untuk  membagi kisah, hingga seminggu berikutnya  suatu saat Farhan  memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya
“eehhh ada sesuatu yang saya ingin ungkapan kepada kamu”? gadis itu menjawab “memangnya mau bicara apa kak” sebutan gadis itu untuk farhan,
“kayaknya saya sangat merasa nyaman dengan kamu, setiap mendegar suara kamu hati saya terasa adem heheh” “maksud kakak”?,
“ kayaknya kita cocok dehh” “ masa siihhhhh”? “iya.. mau tidak adek menjadi teman dekat kakak”? “maksudnya kak”?
“ya.. orang-orang bilangsih pacaran”
Gadis itupun heran dengan penuh pertanyaan hati kecilnya berkata “bagaimana bisa ya dia mengungkapkan persaannya secepat itu padahal kita baru kenalan seminggun ini, terus kami juga tidak pernah bertatap muka secara langsung”
 dengan penuh pertimbangan gadis itu sejenak terdiam dan berfikir jawaban apa yang akan dia sampaikan, tiba-tiba tidak tahu kenapa sekilas terbersit di fikiran gadis tersebut untuk menjawab pertanyaan tersebut walaupun sebenarnya dia tidak yakin dan berfikir hanya coba-coba,
“ iyaaa kak saya bersedia,!”
Farhanpun merespon dengan bahagia yang sebenarnya bahagia yang dia buat-buat untuk membuktikan bahwa dia bermaksud serius,
“hehehe.. makasih yaa adek saya sangat bahagia dengan jawaban adek, muda-mudahan kita dapat memehami satu sama lain, dan hubungan kita akan mendatangkan kebagaiaan”,
“serentak kedunya berkata “amin….”

Perbicangan by HP terus berlanjut hingga pukul 12 malam, sehabis menelfon farhan terdiam sejenak dan berfikir apa yang telah ia katakan, Ia tidak tahu apakah itu perasaann Cinta, suka dan atau yang lainnya,

 Hingga  curhatan masa itupun  berlangsung dari hari kehari di setiap waktu untuk masing-masing lebih  mengenal satu sama lain, pada suatu hari Farhan mengajak wanita itu  bertemu di suatu tempat, dan pada perjanjian di trotoar jalan itu mereka sepakati, dari kejauhan Farhan  melihat wajah yang berbeda dari gambar yang Farhan  kagumi, diapun merasa  merana penuh tawa dalam rasa, seketika Farhan mulai sadar bahwa  rasa itu bukan cinta atau rasa suka, tetapi itu hanyalah hasrat sexual untuk menyentuk tubuh lembut dari lenggok wanita bertubuh mungil itu, tiba suatu masa harapan hasrat itu terwujud, dan akhirnya kisah ini berlanjut hanya dengan cinta di perbaringan sesaat, setahunpun  berlalu begitu saja masih dalam kondisi dan keadaan yang sama rasa sesalpun mulai terpancar dari diri Farhan, tetapi Farhan tak berdaya melepasakan diri dari hasrat yang mengikat mengajak untuk terus mendekat.

Di tahun kedua pertengkaran demi pertengkaran mulai muncul walaupun itu dengan picuan atau dengan masalah-masalah sepele yang sangat tidak logis, salah satu penyebanya ialah Farhan dan gadis itu sedang LDR (long distance reletionship) sehingga pertengkaran-pertengkaran sepele sangat sering terjadi hampir di setiap malamnya, tetapi Farhan sadar bahwa dia harus melalu ini dengan penuh rasa sabar dan tanggung jawab akan pilihan yang pernah dia tentukan, rasa pedih itu seringkali muncul pada diri Farhan, dia hanya menunggu hidayah demi mengubah dirinya yang terlalu larut dalam ingatan penuh dosa dan dusta. Seringkali Farhan menyibukkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan posistif di organisasi-organisasi di kampusnya atau kadangkala dia mengobati dirinya dengan membaca buku-buku karya orang-orang ternama,  tetapi hal itu tak mampu menghindarkan dirinya dari tipu daya hasrat buta. Pada suatu hari HP Farhan berdering disaat dia sedang asik-asiknya berdiskusi dengan teman-temanya tentang PILKADA yang ada di daeranya, farhanpun memotong perdiskusianya dan segera mengangkat HP miliknya, ternyata deringan HP itu membawa berita yang sangat membingungkan buat Farhan, yakni tuntutan untuk bertanggung jawab mulai keluar  dari mulut itu,
“kak saya bosan berpacaran terus, hanya menumpuk dosa!,
“terus saya harus bagaimana dek”?
 “ datanglah kerumah dengan niat baik kak, apalagi hubungan kita sudah menjelang tiga  tahun dan orang tuaku telah mengenal kakak sangat baik, dan kita telah melakukan banyak hal yang seharusnya kita tidak lakukan!”,
Farhan  tak sanggup lagi berkata, sebab tuntutan tanggung jawab akademik, organisasi, dan harapan keluarga selalu mengintai difikirannya,  nafasnya penuh sesak, hinggga Farhan mecoba  merayu gadis mungil itu penuh janji untuk menjawab pertanyaanya itu pada suatu saat nanti,
 “ maaf dek saya belum siap, saya belum cukup mapan dan masih kuliah, secara mental saya juga merasa belum mampu, Insya Allah kalau saya sudah selesai kuliah saya akan kerumah dengan niat baik”!
 “ janganlah menjadikan itu sebuah alasan kak, kan setelah nikahpun kakak masih bisa kuliah, saya tidak akan melarang kok, “!
 “ iya dek saya tahu, tapikan saya belum siap, mau makan apa adek nantinya sayakan belum ada pekerjaan, kita jalani saja pasti saya akan menepati janji saya, saya tidak akan mengecewakan dan meninggalkan adek!”
“ baiklah jika itu menjadi alasan kaka!”

Setelah kejadian itu sikap gadis itu derastis sangat berubah, ucapannya bertambah sangat kasar sehingga membuat Farhan, merasa sangat tidak nyaman sampai-sampai membuat Farhan sangat tersakiti sebagai manusia biasa farhan seringkali meneteskan air mata. Disisi lain Farhan sejujurnya sangat ingin segera menjawab keinginan gadis itu untuk segera menyelesaikan persoalanya itu, tetapi di sebabkan oleh tuntutan keluarga yang menekankan untuk menyelesaikan urusan akademik terlebi dahulu sebelum menikah serta kegiatan organisasi atau komunitas dan obsesi kesuksesan yang menjadi cita-cita tertingginya, sebenarnya yang menjadi pertimbangan sangat besarnya ialah  sampai saat itu ia belum menaru hati sedikitpun pada gadis itu sehingga keinginan  untuk segera menjawab pertanyaan gadis itupun tenggelam dengan segala hal yang membebani fikirannya tersebut.

  Kisah cinta Farhan terus berlanjut hingga menjelang empat tahun lamanya kejadian  yang sama terus berlanjut, sering kali Farhan bertanya  pada dirinya sendiri kapan perjalanan kisahnya akan berakhir mencipta suka ria, sebab air matanya selalu mengucur deras di setiap malam mendengar kata-kata penuh murka, pada suatu hari Farhan berkata pasrah dengan usahanya membaca zaman, membaca keadaan, dia memilih tuk menuggu saat dimana penderitaannya  akan berakhir walaupun dengan derita, lalu disaat itulah Farhan yakin bahwa dia  harus bertanggung  jawab walupun  harus penuh rasa sabar…..
Pada suatu hari Farhan lagi-lagi tersadar bahwa dia telah jatuh cinta kepada gadis mungil itu, dia tekejut, heran, ternyata rasa cintanya mulai muncul dari pengalamannya hidup dengan ruang-ruang diskusi intelektual, banyaknya dia membaca sehingga dirinya dapat lebih memami tentang kehidupan,  dengan kemampuannya untuk memahami hidup membuat dia sadar dan lebih bertanggung jawab kepada segala hal, khusunya mengenai persoalan cintanya tersebut.
Farhan mempunyai prinsip cinta bahwa hubungan hanyalah sebuah tanggung jawab bagaimanapun gejolak perasaan yang dia rasakan saat itu dia tidak akan meruntuhkan prinsip yang telah dia pegang, sebab ketika prinsip itu dia langgar maka runtuhlah kesucian dan penghormatanya kepada seorang wanita, Sebab  dirinya mendefenisikan cintanya kepada gadis itu ialah tanggung jawab, itulah cinta menurutnya.


Sehingga pertengkaran yang selalu hadir di setiap saat tak membuat dia menyerah begitu saja, sebab prinsip cinta  yang membuatnya kuat untuk menjalani kisah asmaranya, dengan prinsip itulah dia dapat mematikan rasa marah, benci dalam dirinya membunuhnya tanpa ampun, saat itulah dia merasa bahagia menjalani kisah dan kehidupnnya, sebab bahagia menurutnya muncul dari rasa tanggung jawab, rasa sabar, dan komitmen dalam berbuat.
Walaupun saat rasa itu muncul tak lama kemudian gadis mungil yang telah  dia cintai itu pergi secara tiba-tiba tanpa sebab yang pasti  dan kabar terakhir yang dia terima gadis itu telah menikah dengan seseorang lelaki yang mapan.
Ketika mendengar berita itu farhan memanjatkan do’a, memohon ampun atas segala dosa yang telah dia  perbuat kepadanya .

“Cerpen ini terinspirasi dari curhatan seorang teman, saya sengaja tidak memberikan nama atau initial yang jelas kepada gadis dalam cerita ini di sebabkan untuk lebih menghormati posisi seorang wanita


Makassar 1 Agustus 2016
 Muh. Qadri

1 komentar:

  1. Playtech - New Zealand's #1 supplier of gaming equipment
    Playtech, an https://septcasino.com/review/merit-casino/ innovator of software kadangpintar and services https://deccasino.com/review/merit-casino/ for online gaming and iGaming products, have partnered herzamanindir with supplier gri-go.com Casino.

    BalasHapus