Sebuah
Cerpen..!
Dimula
ketika awal mendaftar di perguan tinggi Farhan yang bersal dari sebuah kabupaten
di sulawesi selatan yaitu Bulukumba merasa sangat takjub dengan hiruk pikuk
kota urban, kisah ini bermula saat Farhan yang sangat sering bermain social
media yang sangat engetren saat itu berkenalan dengan seorang wanita melalu
social media, Farhan melihat gambar wajah mempesona berseragam putih abu-abu, Farhan mencoba untuk memasang komentar,
“
hmmm… memang indah ciptaan Tuhan” dan gadis belia itupun merespon dengan
sopannya “ hehehe iya makasih alhamdulillah”,
Akhirnya
perkenalan berlanjut hingga saling tukar menukar nomor HP. kisahpun berlanjut
dengan deringan terfon disetiap siang, malam untuk membagi kisah, hingga seminggu berikutnya suatu saat Farhan memberanikan diri untuk mengungkapkan
perasaannya
“eehhh
ada sesuatu yang saya ingin ungkapan kepada kamu”? gadis itu menjawab
“memangnya mau bicara apa kak” sebutan
gadis itu untuk farhan,
“kayaknya
saya sangat merasa nyaman dengan kamu, setiap mendegar suara kamu hati saya
terasa adem heheh” “maksud kakak”?,
“
kayaknya kita cocok dehh” “ masa siihhhhh”? “iya.. mau tidak adek menjadi teman
dekat kakak”? “maksudnya kak”?
“ya..
orang-orang bilangsih pacaran”
Gadis
itupun heran dengan penuh pertanyaan hati kecilnya berkata “bagaimana bisa ya
dia mengungkapkan persaannya secepat itu padahal kita baru kenalan seminggun
ini, terus kami juga tidak pernah bertatap muka secara langsung”
dengan penuh pertimbangan gadis itu sejenak
terdiam dan berfikir jawaban apa yang akan dia sampaikan, tiba-tiba tidak tahu
kenapa sekilas terbersit di fikiran gadis tersebut untuk menjawab pertanyaan
tersebut walaupun sebenarnya dia tidak yakin dan berfikir hanya coba-coba,
“
iyaaa kak saya bersedia,!”
Farhanpun
merespon dengan bahagia yang sebenarnya bahagia yang dia buat-buat untuk
membuktikan bahwa dia bermaksud serius,
“hehehe..
makasih yaa adek saya sangat bahagia dengan jawaban adek, muda-mudahan kita
dapat memehami satu sama lain, dan hubungan kita akan mendatangkan kebagaiaan”,
“serentak
kedunya berkata “amin….”
Perbicangan
by HP terus berlanjut hingga pukul 12 malam, sehabis menelfon farhan terdiam
sejenak dan berfikir apa yang telah ia katakan, Ia tidak tahu apakah itu
perasaann Cinta, suka dan atau yang lainnya,
Hingga
curhatan masa itupun berlangsung dari
hari kehari di setiap waktu untuk masing-masing lebih mengenal satu sama lain, pada suatu hari Farhan
mengajak wanita itu bertemu di suatu
tempat, dan pada perjanjian di trotoar jalan itu mereka sepakati, dari kejauhan
Farhan melihat wajah yang berbeda dari
gambar yang Farhan kagumi, diapun
merasa merana penuh tawa dalam rasa,
seketika Farhan mulai sadar bahwa rasa
itu bukan cinta atau rasa suka, tetapi itu hanyalah hasrat sexual untuk
menyentuk tubuh lembut dari lenggok wanita bertubuh mungil itu, tiba suatu masa
harapan hasrat itu terwujud, dan akhirnya kisah ini berlanjut hanya dengan
cinta di perbaringan sesaat, setahunpun berlalu begitu saja masih dalam kondisi dan
keadaan yang sama rasa sesalpun mulai terpancar dari diri Farhan, tetapi Farhan
tak berdaya melepasakan diri dari hasrat yang mengikat mengajak untuk terus mendekat.
Di
tahun kedua pertengkaran demi pertengkaran mulai muncul walaupun itu dengan
picuan atau dengan masalah-masalah sepele yang sangat tidak logis, salah satu
penyebanya ialah Farhan dan gadis itu sedang LDR (long distance reletionship)
sehingga pertengkaran-pertengkaran sepele sangat sering terjadi hampir di
setiap malamnya, tetapi Farhan sadar bahwa dia harus melalu ini dengan penuh
rasa sabar dan tanggung jawab akan pilihan yang pernah dia tentukan, rasa pedih
itu seringkali muncul pada diri Farhan, dia hanya menunggu hidayah demi
mengubah dirinya yang terlalu larut dalam ingatan penuh dosa dan dusta.
Seringkali Farhan menyibukkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan posistif di
organisasi-organisasi di kampusnya atau kadangkala dia mengobati dirinya dengan
membaca buku-buku karya orang-orang ternama,
tetapi hal itu tak mampu menghindarkan dirinya dari tipu daya hasrat
buta. Pada suatu hari HP Farhan berdering disaat dia sedang asik-asiknya
berdiskusi dengan teman-temanya tentang PILKADA yang ada di daeranya, farhanpun
memotong perdiskusianya dan segera mengangkat HP miliknya, ternyata deringan HP
itu membawa berita yang sangat membingungkan buat Farhan, yakni tuntutan untuk
bertanggung jawab mulai keluar dari
mulut itu,
“kak
saya bosan berpacaran terus, hanya menumpuk dosa!,
“terus
saya harus bagaimana dek”?
“ datanglah kerumah dengan niat baik kak,
apalagi hubungan kita sudah menjelang tiga
tahun dan orang tuaku telah mengenal kakak sangat baik, dan kita telah
melakukan banyak hal yang seharusnya kita tidak lakukan!”,
Farhan tak sanggup lagi berkata, sebab tuntutan
tanggung jawab akademik, organisasi, dan harapan keluarga selalu mengintai difikirannya, nafasnya penuh sesak, hinggga Farhan
mecoba merayu gadis mungil itu penuh
janji untuk menjawab pertanyaanya itu pada suatu saat nanti,
“ maaf dek saya belum siap, saya belum cukup
mapan dan masih kuliah, secara mental saya juga merasa belum mampu, Insya Allah
kalau saya sudah selesai kuliah saya akan kerumah dengan niat baik”!
“ janganlah menjadikan itu sebuah alasan kak,
kan setelah nikahpun kakak masih bisa kuliah, saya tidak akan melarang kok, “!
“ iya dek saya tahu, tapikan saya belum siap,
mau makan apa adek nantinya sayakan belum ada pekerjaan, kita jalani saja pasti
saya akan menepati janji saya, saya tidak akan mengecewakan dan meninggalkan
adek!”
“
baiklah jika itu menjadi alasan kaka!”
Setelah
kejadian itu sikap gadis itu derastis sangat berubah, ucapannya bertambah
sangat kasar sehingga membuat Farhan, merasa sangat tidak nyaman sampai-sampai
membuat Farhan sangat tersakiti sebagai manusia biasa farhan seringkali
meneteskan air mata. Disisi lain Farhan sejujurnya sangat ingin segera menjawab
keinginan gadis itu untuk segera menyelesaikan persoalanya itu, tetapi di
sebabkan oleh tuntutan keluarga yang menekankan untuk menyelesaikan urusan
akademik terlebi dahulu sebelum menikah serta kegiatan organisasi atau
komunitas dan obsesi kesuksesan yang menjadi cita-cita tertingginya, sebenarnya
yang menjadi pertimbangan sangat besarnya ialah
sampai saat itu ia belum menaru hati sedikitpun pada gadis itu sehingga
keinginan untuk segera menjawab
pertanyaan gadis itupun tenggelam dengan segala hal yang membebani fikirannya
tersebut.
Kisah cinta Farhan terus berlanjut hingga
menjelang empat tahun lamanya kejadian yang
sama terus berlanjut, sering kali Farhan bertanya pada dirinya sendiri kapan perjalanan
kisahnya akan berakhir mencipta suka ria, sebab air matanya selalu mengucur
deras di setiap malam mendengar kata-kata penuh murka, pada suatu hari Farhan
berkata pasrah dengan usahanya membaca zaman, membaca keadaan, dia memilih tuk
menuggu saat dimana penderitaannya akan
berakhir walaupun dengan derita, lalu disaat itulah Farhan yakin bahwa dia harus bertanggung jawab walupun
harus penuh rasa sabar…..
Pada
suatu hari Farhan lagi-lagi tersadar bahwa dia telah jatuh cinta kepada gadis
mungil itu, dia tekejut, heran, ternyata rasa cintanya mulai muncul dari
pengalamannya hidup dengan ruang-ruang diskusi intelektual, banyaknya dia
membaca sehingga dirinya dapat lebih memami tentang kehidupan, dengan kemampuannya untuk memahami hidup
membuat dia sadar dan lebih bertanggung jawab kepada segala hal, khusunya
mengenai persoalan cintanya tersebut.
Farhan
mempunyai prinsip cinta bahwa hubungan hanyalah sebuah tanggung jawab
bagaimanapun gejolak perasaan yang dia rasakan saat itu dia tidak akan
meruntuhkan prinsip yang telah dia pegang, sebab ketika prinsip itu dia langgar
maka runtuhlah kesucian dan penghormatanya kepada seorang wanita, Sebab dirinya mendefenisikan cintanya kepada gadis itu
ialah tanggung jawab, itulah cinta menurutnya.
Sehingga
pertengkaran yang selalu hadir di setiap saat tak membuat dia menyerah begitu
saja, sebab prinsip cinta yang
membuatnya kuat untuk menjalani kisah asmaranya, dengan prinsip itulah dia
dapat mematikan rasa marah, benci dalam dirinya membunuhnya tanpa ampun, saat
itulah dia merasa bahagia menjalani kisah dan kehidupnnya, sebab bahagia
menurutnya muncul dari rasa tanggung jawab, rasa sabar, dan komitmen dalam
berbuat.
Walaupun
saat rasa itu muncul tak lama kemudian gadis mungil yang telah dia cintai itu pergi secara tiba-tiba tanpa
sebab yang pasti dan kabar terakhir yang
dia terima gadis itu telah menikah dengan seseorang lelaki yang mapan.
Ketika
mendengar berita itu farhan memanjatkan do’a, memohon ampun atas segala dosa
yang telah dia perbuat kepadanya .
“Cerpen ini terinspirasi dari curhatan
seorang teman, saya sengaja tidak memberikan nama atau initial yang jelas
kepada gadis dalam cerita ini di sebabkan untuk lebih menghormati posisi
seorang wanita”
Makassar 1 Agustus 2016
Muh. Qadri
Playtech - New Zealand's #1 supplier of gaming equipment
BalasHapusPlaytech, an https://septcasino.com/review/merit-casino/ innovator of software kadangpintar and services https://deccasino.com/review/merit-casino/ for online gaming and iGaming products, have partnered herzamanindir with supplier gri-go.com Casino.