Rabu, 03 Agustus 2016

SUATU PERISTIWA DI BULAN DESEMBER 2013

SUATU PERISTIWA DI BULAN DESEMBER 2013




Euforia penerimaan siswa dan siswi baru di SMA, berawal dari pemuda desa yang tinggal di salah satu kabupaten di dulawesi selatan yakni Kabupaten sidrap, sebut saja sosok pemuda itu Rendra, Rendra yang sehari-harinya di sibukkan dengan keigiatan sekolah dan kegiatan masa-masa remaja,dan  Rendra merupakan  salah satu siswa SMK Negeri dikotanya, Masa SMA memang  masa yang penuh kisah dan cerita  indah, canda tawa pada masa  itu, menjadi fase terindah buat yang pernah merasakannya, begitupun Rendra.

pada suatu hari masa peneriaman siswa baru di sekolah Rendra telah berakhir, kebetulan Rendra diberikan tangggung jawab sebagai ketua panitia pada orientasi untuk menjemput siswa baru di sekolangnya, hari pertama  orientasi siswa baru  tiba, Rendra yang saat itu bertugas untuk menyapaikan sepatah kata di depan  siswa baru dan guru-guru sekolah, di depan siswa dan siswi baru  nampaknya Ia merasa sangat gugup, sebab saat itu merupakan panggung perdannya berbicara di depan orang banyak dalam kondisi formal, tiba-tiba terdengar dari pengeras suara di aulah sekolah itu, MC  menyebut nama Rendra untuk menyampaikan beberapa hal mengenai kegiatan orientasi tersebut, dengan perasaan gugup diapun melangkah ke fodium,
“Assalamu alaikum wr,wb salam sejahtra buat kita semua”
Rungan itu senyap  dan seluruh sorotan mata tertuju pada Rendra, seketika rasa gugup Rendra meningkat hingga ia dengan nada suara tebata-bata Rendar berusaha menyusun setiap kata-kata menjelejah ingatan yang telah ia persiapkan sebelumnya, selang beberapa waktu rendra merasa ada daya yang memaksa matanya utnuk menatap kerumunan  siswi baru yang sedang duduk berbaris di sebelah kanan aula tersebut, ternyata  nampak dari tengah kerumunan mata sesosok wanita yang sangat anggun terlihat memancarankan sorotan mata yang sayu penuh dengan kelembutan dan kekuatan, tiba-tiba rasa gugup Rendra memadam dan secara tak disangka ia mampu melanjutkan  sertiap bait kata-katanya penyampaiaanya  dengan penuh ketegasan…
ia pun mengakhiri dengan sepenggal ungkapan,
“ selamat datang adik-adikku di sekolah kami moga beberapa hari kedepan di masa orientasi ini kalian dapan menikmatinya, yakinlah ini adalah proses kalian dan kuncinya ialah kalian harus menikmatinya dengan suka ria”, Selama kurang lebih dua jam pembukaan masa orientasi siswa baru berlalu, para pesertapun bubar, Ketika perjalanan menuju kelas Rendra melihat ada kesempatan untuk menyapa gadis yang sempat meneduhkan hatinya itu, tetapi ia harus bersifat profesional sebagai seorang ketua panitia, tetapi ketika  melihat kesempatanya semakin besar Rendra menyapa secara tiba-tiba dan penuh kehati-hatian,
“hai dek, kelasnya dimana”? “ eehh iya kak, kelas saya ada di rungan  X.A kak,”  Dengan posisi badan yang tegap Rendra menunjukan rungan kelas yan di maksud “oh ok, kelas X.A ada dilantai  satu paling sudut dekat rungan guru” Siswi baru itupun menjawab dengan mudanya “ohh.., iya”
Dan ia  bergegas menuju kelas yang telah Rendra arahkan tanpa sepatah kata, Peristiwa itu diluar dari perkiraan Rendra sebelumnya, Nampaknya ia merasa kecewa, sebab ia merasa pertanyanya sangat tidak direspon dengan baik,

Bell terdengar mengetuk perut seluruh siswa, Waktunya istirahat dan  masing-masing siswa bergegas menuju kekantin yang berada di belakang ruang sekolah untuk siang makan begitupun Rendra, saat memasuk pintu kantin ia merasa ada yang memalingkan wajahnya kesudut kantin tersebut,  ternyata  siswi baru  itu sedang duduk sendiri di pojok  sedang menikmati  bekal  yang ia bawa  dari rumah, Rendra mencoba mendekat berniat hanya sekedar basa-basi,

“eehhmmm, hari ini bagaimana dek, apakah menyengkan”? dengan kaget gadis itu  keselek sebab Rendra bertanya secara tiba-tiba, Dalam keadaan keselek siswi itu menjawab“, eh iya kak, “ Rendra dengan rasa sangat bersalah,  “ waduh, maaf ya dek “ “ehm, tidak apa-apa kak, “ obrolanpun berlangsung ternyata strategy Rendra berhasil walaupun dengan kesalah yang sedikit membebani perasaanya, “sekali lagi maaf ya dek, nama adek sayapa kalau boleh tahu?
“nama saya Intan kak, “ “oohh Intan yaa” Rendra mulai bingung apa yang selanjutnya ia pertanyakan, “hmmm… adek disini tingga dimana “? Sembari  mengunyah sedikit-demi sedikit dan tetap fokus dengan makan siangnya Intan berbicara dengan nada santai terlihat acuh dengan pertanyaan dari sosok lelaki yang baru iya kena  “saya tinggal di sekitar sini kok, tidak jauh dari jalan besar di sana“  Rendra kemudian melanjutkan,
“ adek tinggal dengan syapa”? Intan dengan nada yang seperti biasanya, “dengan nenek saya kak” Rendra merasa  mulai mengusasi situasi,
“terus ayah dan Ibu adek”? Sejenak Intan terdiam dan memandangi Rendra,  “Ayah saya di bandung terus Ibu saya di Makassar, mereka telah lama bercerai kak, semenjak saya kelas lima SD,”

Intan adalah anak dari keluarga brokenhome, ibu dan ayahnya bercerai sejak Intan masi duduk di sekolah dasar, sehingga Intan lebih memilih tinggal dengan neneknya di sidrap dan lebih memilih sekolah di daerah tersebut, sebab ayah dan ibunya telah menikah kembali sehingga mereka berdua sibuk mengurusi keluarga dan pekerjaanya masing-masing, Intan takut akan menjadi beban di keluarga ayah dan Ibunya,

Rendra tak menyangka bahwa pertanyaanya menggangu suasana obrolan pertamanya saat itu, “waduh. Sekali lagi maaf, ya dek” dengan sedikit menarik nafas “tidak apa-apa kok kak, kakakan cuman bertanya maka saya harus menjawab dengan jujur dan sebaik baiknya jawaban, hal itu tidak masalah buat saya, saya sudah terbiasa kok”

Seketika mata Rendra sayu menatap ketulusan, kejujuran, kerendahan hati,yang  penuh dengan keikhlasan dalam hidup Intan,

Tiba-tiba Intan mengalihkan pembicaraan, sebab ia merasa tidak enak melihat Rendra yang nampak bersalah telah mengungkit kisah kelurganya,
“nama kakak sendiri syapa, “? Rendra yang masi dalam kondisi agak sedikit bersalah, “ooh iya yaa..  saya belum memperkenalkan diri, nama saya Rendra dek”
Intan nampaknya sudah mulai sedikit merasa nyaman dan agak nyambung “hmm, kak Rendra, ngomong-ngomong kak Rendra kelas berapa,”? “saya satu tingkat di atas adek” “berarti kelas XI yaa kak” “iya, betul hehe”

Perbincangan Rendra dan Intan terus berlanjut, hingga bunyi bell sekolah meyadarkan mereka bahwa Intan harus kembali ke kelas, Intan memotong pembicaraan,
 “kak maaf aku harus kelas duluan”?
“ iya dek moga kelasnya menyenagkan, dengan senior-senior yang ngeselin”
Intan sambil membereskan  alat makannya,
 “hehe iya kak”

Tak terasa masa orientasi hari pertama telah selesai, hari itu meninggalkan kisah tersendiri bagi para  siswa dan siswi   di sekolah tersebut, begitupun halnya dengan Rendra dan Intan, Rendra dan Intan sendiri memeliki kesan yang berbeda-beda terhadap orang-orang yang baru mereka kenal, ada yang memberi mereka kesan yang baik dan sebaliknya, dan menurut Rendra kesan yang paling menyenagkan hatinya Ialah mengenal sosok wanita tangguh yang hidup penuh kerendahan dan kebijaksanaan,

Ke esokan harinya Rendra dan Intan tak sabar untuk menatap kisah baru yang akan mereka lalui di sekolah, hari itu nampak berbeda dari biasanya, sebab ada peristiwa yang menggemparkan para guru dan siswa-siswi, ternyata pada hari itu salah satu siswi baru kesurupan dan secara tiba-tiba kesurupan itu menyebar ke-siswi lainnya, Rendra yang merasa harus bertanggung jawab sebab ia adalah ketua panitia dan lebih dekat dengan para siswi baru , Ia pun berinisiatif untuk menyembuhkan beberapa siswi, walau sebenarnya ia sama sekali tidak tahu bagaimana mengatasi sesorang yang sedang kesurupan, apalagi ketika Rendra melihat Intan dalam kondisi lemas, seketika Rendra mendekati Intan dan memapahnya duduk di depan kelas,

“Rendra, adek kenapa”? intan yang nampak sangat lemah  ia menyandarkan kepalanya pada tiang sekolah yang kokoh,  “ saya merasa lemes kak, seluruh tubuh saya terasa dingin, saya tidak bisa melihat dengan jelas, yang saya dengan ialah suara terikan memanggil di sekeling sekolah ini”

Rendra berusaha meyakinkan Intan bahwa itu hanyalah sekedar halusinasinya saja,

“mungkin itu halusinasi adek saja, mungkin saja adek terlalu lelah di masa orientasi ini, mungkin adek butuh istirahat,”

Bedasarkan instruksi dari kepalah sekolah Seluruh siswi yang yang kesurupan pada hari itu pulang lebih awal dari siswa dan siswi yang lainnya, dan Rendra segera mengantar Intan pulang kerumah neneknya yang sangat dekat dengan sekolah menggunakan sepeda motor,
Hari itu merupakan hari keberuntungan untuk Rendra sebab dia bisa memanfaatkan kesempata yang tidak perna ia sangaka sebelumnya, setelah samapa di rumah Intan, Rendra dengan tanpa berfikir panjang,

“dek, banyak istirahat ya..   besok saya jempu ya”?
Intan menjawan dengan mengangguk, dan dengan senyum yang lemah, “ iya kak, makasih banyak kak untuk hari ini” “Rendra, sama-sama dek, selamat berjumpa besok,

Ke esokan harinya, Hari terakhir orientasi siswa baru berjalan seperti biasanya, dan hari itu merupakan   penutupan masa orientasi yang berjalan selama tiga hari tersebut,

Masa sekolah akhirnya tiba, begitupun kisah Intan dan Rendra yang akan penuh cerita asmara, cerita antara Intan dan Rendra  setiap harinya semakin nampak akan menjalin sebuah kisah cinta, hingga suatu ketika mereka benar-benar jadian, hingga kebersamaan mereka menyebar di di setiap ruang-ruang sekolah  dan selalu menjadi buah bibir di setiap perkumpulan siswa dan siswi di sekolahnya, tidak bisa di pungkiri Rendra yang ketika itu menajadi panitia orientasi di kagumi oleh banyak siswi baru, sehingga tidak sedikit yang merasa iri pada sosok Intan yang berhasil memikat hati Rendra, menurut mereka tidak ada yang special dari sosok Intan, apalagi Intan berasal dari keluarga brokenhome.

Hari itu tepat lima bulan kisah cinta, asmara di antara mereka berdua. hubungan mereka sangat penuh dengan kebahagian,  Intan telah merasa menemukan sosok orang tua dalam hidupnya dan  Rendra telah yakin bawa tuhan telah memberikannya Jodoh terbaik untuknya.


Suatu ketika sebuah peristiwa di bulan Desember 2013, di jum’at malam tepat jam 10:30 Intan mengirimkan pesan SMS nasehat  kepada Rendra untuk tetap kuat dan  sabar menjalani hidupnya,

“Asslamu’alaikum selamat malam kak Rend,” sapah Intan dalam bait  SMSnya, “ Tuhan telah menakdirkan hidup, Jodoh dan mati untuk kita, kitakan sudah hidup, dan Isya Allah kita akan jodoh, Jodoh itu bukan di dunia saja tetapi jodoh itu untuk kita di akhirat kelak, dan mati itu pasti akan datang, apakah kakak siap dengan semua kemungkinan yang terjadi”?

Rendra yang saat itu telah merasa sangat lelah dan angantuk ia membaca SMS intan dengan rasa heran sebab ia mendapat sebuah pertanyaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, ia  enggan untuk membalasnya pada malam itu..

Sunyi menyapa pagi hari, mata hari terbit membias jendela pada kamar Rendra, ia terbangun dan menggapai HP miliknya yang berada di meja belajarnya, Rendra lagi-lagi membaca SMS dari Intan, ia tersenyum dengan wajah kusam dan enggan membalasnya, ia bersiap-siap dan begegas kesekolah, dalam perjalanan kesokolah ia sembari befikir jawaban terbaik apa yang akan dia sapaikan untuk Intan mengenai  SMS  yang tidak sempat ia jawab semalam.

Dengan tergesah-gesah Rendra memasuki di gerbang sekolah dan mendapati para siswa dan guru-guru sedang melaksanakan upacara, upacara di hari Jum’at membuat Rendra merasa heran ada hal yang tidak  biasa, upacara yang dipimpin oleh kepala sekolah tersebut memberitahukan , “Ucapan bela sungkawa dan turut berduka atas wafatnya salah saru Siswi baru, atas nama Intan Putry Ayu telah kembali sisi Tuhan,”  ternyata Intan menderita kangker darah atau leokimia dan sebenarnya  pada kejadian kesurupan beberapa bulan lalu di masa orientasi siswa dan siswi baru  gejala yang di alami Intan  bukanlah gejala kesurupan, penyakit   yang telah ia derita selama bertahun-tahun sejak  ia kecil, jelasnya sejak ayah dan Ibunya bercerai tanpa sebab.

Rendra menjawab pertanyaan Intan yang ia tuangkan dalam sebuah puisi,

“Sepanjang tahun bulan gelisah akhirnya datang, merampas kisah hidup wanitaku,
Kusebut dia kisah kelabu di akhir Kelender, wanita kuat yang menguasai diri lelaki
Kini lenyap melukai ingatan saat bayang lalu terbang membawa duka,
Aku menyalahkan waktu datang tanpa bunyi lonceng kabar berita
Ketika ku lihat jasad diam tak membalasku, kerebut sebuah golok menebus sesal hidupku

Rayuanku menjadi kejengkelan dalam ingatan, memeluk jasadmu penuh wangian tulus cintamu
Ku kecup keningmu kala itu, dan engkau menyandarkanku atas dosaku di pundakmu
Kisah itu menamparku, sesal, tangisku tak bernilai di bulan desember

Tentang  pesanmu, ku coba melupakan dan kini aku mengingatnya lagi..”


Sekian….

                                                                                                               Makassar, 4 Agustus 2016
                                                                                                            Muh.Qadri






Tidak ada komentar:

background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;

Posting Komentar