SUATU PERISTIWA DI
BULAN DESEMBER 2013
Euforia penerimaan siswa dan siswi baru di SMA, berawal dari
pemuda desa yang tinggal di salah satu kabupaten di dulawesi selatan yakni Kabupaten
sidrap, sebut saja sosok pemuda itu Rendra, Rendra yang sehari-harinya di
sibukkan dengan keigiatan sekolah dan kegiatan masa-masa remaja,dan Rendra merupakan salah satu siswa SMK Negeri dikotanya, Masa
SMA memang masa yang penuh kisah dan
cerita indah, canda tawa pada masa itu, menjadi fase terindah buat yang pernah
merasakannya, begitupun Rendra.
pada suatu hari masa peneriaman siswa baru di sekolah Rendra
telah berakhir, kebetulan Rendra diberikan tangggung jawab sebagai ketua
panitia pada orientasi untuk menjemput siswa baru di sekolangnya, hari pertama orientasi siswa baru tiba, Rendra yang saat itu bertugas untuk
menyapaikan sepatah kata di depan siswa
baru dan guru-guru sekolah, di depan siswa dan siswi baru nampaknya Ia merasa sangat gugup, sebab saat
itu merupakan panggung perdannya berbicara di depan orang banyak dalam kondisi
formal, tiba-tiba terdengar dari pengeras suara di aulah sekolah itu, MC menyebut nama Rendra untuk menyampaikan
beberapa hal mengenai kegiatan orientasi tersebut, dengan perasaan gugup diapun
melangkah ke fodium,
“Assalamu alaikum wr,wb salam sejahtra buat kita semua”
Rungan itu senyap dan
seluruh sorotan mata tertuju pada Rendra, seketika rasa gugup Rendra meningkat
hingga ia dengan nada suara tebata-bata Rendar berusaha menyusun setiap
kata-kata menjelejah ingatan yang telah ia persiapkan sebelumnya, selang beberapa
waktu rendra merasa ada daya yang memaksa matanya utnuk menatap kerumunan siswi baru yang sedang duduk berbaris di
sebelah kanan aula tersebut, ternyata
nampak dari tengah kerumunan mata sesosok wanita yang sangat anggun
terlihat memancarankan sorotan mata yang sayu penuh dengan kelembutan dan
kekuatan, tiba-tiba rasa gugup Rendra memadam dan secara tak disangka ia mampu
melanjutkan sertiap bait kata-katanya
penyampaiaanya dengan penuh ketegasan…
ia pun mengakhiri dengan sepenggal ungkapan,
“ selamat datang adik-adikku di sekolah kami moga beberapa
hari kedepan di masa orientasi ini kalian dapan menikmatinya, yakinlah ini
adalah proses kalian dan kuncinya ialah kalian harus menikmatinya dengan suka
ria”, Selama kurang lebih dua jam pembukaan masa orientasi siswa baru berlalu,
para pesertapun bubar, Ketika perjalanan menuju kelas Rendra melihat ada
kesempatan untuk menyapa gadis yang sempat meneduhkan hatinya itu, tetapi ia
harus bersifat profesional sebagai seorang ketua panitia, tetapi ketika melihat kesempatanya semakin besar Rendra menyapa
secara tiba-tiba dan penuh kehati-hatian,
“hai dek, kelasnya dimana”? “ eehh iya kak, kelas saya ada
di rungan X.A kak,” Dengan posisi badan yang tegap Rendra
menunjukan rungan kelas yan di maksud “oh ok, kelas X.A ada dilantai satu paling sudut dekat rungan guru” Siswi
baru itupun menjawab dengan mudanya “ohh.., iya”
Dan ia bergegas
menuju kelas yang telah Rendra arahkan tanpa sepatah kata, Peristiwa itu diluar
dari perkiraan Rendra sebelumnya, Nampaknya ia merasa kecewa, sebab ia merasa
pertanyanya sangat tidak direspon dengan baik,
Bell terdengar mengetuk perut seluruh siswa, Waktunya
istirahat dan masing-masing siswa bergegas
menuju kekantin yang berada di belakang ruang sekolah untuk siang makan
begitupun Rendra, saat memasuk pintu kantin ia merasa ada yang memalingkan
wajahnya kesudut kantin tersebut,
ternyata siswi baru itu sedang duduk sendiri di pojok sedang menikmati bekal
yang ia bawa dari rumah, Rendra
mencoba mendekat berniat hanya sekedar basa-basi,
“eehhmmm, hari ini bagaimana dek, apakah menyengkan”? dengan
kaget gadis itu keselek sebab Rendra
bertanya secara tiba-tiba, Dalam keadaan keselek siswi itu menjawab“, eh iya
kak, “ Rendra dengan rasa sangat bersalah, “ waduh, maaf ya dek “ “ehm, tidak apa-apa
kak, “ obrolanpun berlangsung ternyata strategy Rendra berhasil walaupun dengan
kesalah yang sedikit membebani perasaanya, “sekali lagi maaf ya dek, nama adek
sayapa kalau boleh tahu?
“nama saya Intan kak, “ “oohh Intan yaa” Rendra mulai
bingung apa yang selanjutnya ia pertanyakan, “hmmm… adek disini tingga dimana
“? Sembari mengunyah sedikit-demi
sedikit dan tetap fokus dengan makan siangnya Intan berbicara dengan nada
santai terlihat acuh dengan pertanyaan dari sosok lelaki yang baru iya
kena “saya tinggal di sekitar sini kok,
tidak jauh dari jalan besar di sana“ Rendra kemudian melanjutkan,
“ adek tinggal dengan syapa”? Intan dengan nada yang seperti
biasanya, “dengan nenek saya kak” Rendra merasa
mulai mengusasi situasi,
“terus ayah dan Ibu adek”? Sejenak Intan terdiam dan
memandangi Rendra, “Ayah saya di bandung
terus Ibu saya di Makassar, mereka telah lama bercerai kak, semenjak saya kelas
lima SD,”
Intan adalah anak dari keluarga brokenhome, ibu dan ayahnya
bercerai sejak Intan masi duduk di sekolah dasar, sehingga Intan lebih memilih
tinggal dengan neneknya di sidrap dan lebih memilih sekolah di daerah tersebut,
sebab ayah dan ibunya telah menikah kembali sehingga mereka berdua sibuk
mengurusi keluarga dan pekerjaanya masing-masing, Intan takut akan menjadi
beban di keluarga ayah dan Ibunya,
Rendra tak menyangka bahwa pertanyaanya menggangu suasana
obrolan pertamanya saat itu, “waduh. Sekali lagi maaf, ya dek” dengan sedikit
menarik nafas “tidak apa-apa kok kak, kakakan cuman bertanya maka saya harus
menjawab dengan jujur dan sebaik baiknya jawaban, hal itu tidak masalah buat
saya, saya sudah terbiasa kok”
Seketika mata Rendra sayu menatap ketulusan, kejujuran,
kerendahan hati,yang penuh dengan
keikhlasan dalam hidup Intan,
Tiba-tiba Intan mengalihkan pembicaraan, sebab ia merasa
tidak enak melihat Rendra yang nampak bersalah telah mengungkit kisah
kelurganya,
“nama kakak sendiri syapa, “? Rendra yang masi dalam kondisi
agak sedikit bersalah, “ooh iya yaa..
saya belum memperkenalkan diri, nama saya Rendra dek”
Intan nampaknya sudah mulai sedikit merasa nyaman dan agak
nyambung “hmm, kak Rendra, ngomong-ngomong kak Rendra kelas berapa,”? “saya
satu tingkat di atas adek” “berarti kelas XI yaa kak” “iya, betul hehe”
Perbincangan Rendra dan Intan terus berlanjut, hingga bunyi
bell sekolah meyadarkan mereka bahwa Intan harus kembali ke kelas, Intan
memotong pembicaraan,
“kak maaf aku harus
kelas duluan”?
“ iya dek moga kelasnya menyenagkan, dengan senior-senior
yang ngeselin”
Intan sambil membereskan alat makannya,
“hehe iya kak”
Tak terasa masa orientasi hari pertama telah selesai, hari
itu meninggalkan kisah tersendiri bagi para
siswa dan siswi di sekolah
tersebut, begitupun halnya dengan Rendra dan Intan, Rendra dan Intan sendiri
memeliki kesan yang berbeda-beda terhadap orang-orang yang baru mereka kenal,
ada yang memberi mereka kesan yang baik dan sebaliknya, dan menurut Rendra
kesan yang paling menyenagkan hatinya Ialah mengenal sosok wanita tangguh yang
hidup penuh kerendahan dan kebijaksanaan,
Ke esokan harinya Rendra dan Intan tak sabar untuk menatap
kisah baru yang akan mereka lalui di sekolah, hari itu nampak berbeda dari
biasanya, sebab ada peristiwa yang menggemparkan para guru dan siswa-siswi,
ternyata pada hari itu salah satu siswi baru kesurupan dan secara tiba-tiba
kesurupan itu menyebar ke-siswi lainnya, Rendra yang merasa harus bertanggung
jawab sebab ia adalah ketua panitia dan lebih dekat dengan para siswi baru , Ia
pun berinisiatif untuk menyembuhkan beberapa siswi, walau sebenarnya ia sama
sekali tidak tahu bagaimana mengatasi sesorang yang sedang kesurupan, apalagi
ketika Rendra melihat Intan dalam kondisi lemas, seketika Rendra mendekati Intan
dan memapahnya duduk di depan kelas,
“Rendra, adek kenapa”? intan yang nampak sangat lemah ia menyandarkan kepalanya pada tiang sekolah
yang kokoh, “ saya merasa lemes kak,
seluruh tubuh saya terasa dingin, saya tidak bisa melihat dengan jelas, yang
saya dengan ialah suara terikan memanggil di sekeling sekolah ini”
Rendra berusaha meyakinkan Intan bahwa itu hanyalah sekedar
halusinasinya saja,
“mungkin itu halusinasi adek saja, mungkin saja adek terlalu
lelah di masa orientasi ini, mungkin adek butuh istirahat,”
Bedasarkan instruksi dari kepalah sekolah Seluruh siswi yang
yang kesurupan pada hari itu pulang lebih awal dari siswa dan siswi yang
lainnya, dan Rendra segera mengantar Intan pulang kerumah neneknya yang sangat
dekat dengan sekolah menggunakan sepeda motor,
Hari itu merupakan hari keberuntungan untuk Rendra sebab dia
bisa memanfaatkan kesempata yang tidak perna ia sangaka sebelumnya, setelah
samapa di rumah Intan, Rendra dengan tanpa berfikir panjang,
“dek, banyak istirahat ya..
besok saya jempu ya”?
Intan menjawan dengan mengangguk, dan dengan senyum yang
lemah, “ iya kak, makasih banyak kak untuk hari ini” “Rendra, sama-sama dek,
selamat berjumpa besok,
Ke esokan harinya, Hari terakhir orientasi siswa baru
berjalan seperti biasanya, dan hari itu merupakan penutupan masa orientasi yang berjalan
selama tiga hari tersebut,
Masa sekolah akhirnya tiba, begitupun kisah Intan dan Rendra
yang akan penuh cerita asmara, cerita antara Intan dan Rendra setiap harinya semakin nampak akan menjalin
sebuah kisah cinta, hingga suatu ketika mereka benar-benar jadian, hingga kebersamaan
mereka menyebar di di setiap ruang-ruang sekolah dan selalu menjadi buah bibir di setiap
perkumpulan siswa dan siswi di sekolahnya, tidak bisa di pungkiri Rendra yang
ketika itu menajadi panitia orientasi di kagumi oleh banyak siswi baru,
sehingga tidak sedikit yang merasa iri pada sosok Intan yang berhasil memikat
hati Rendra, menurut mereka tidak ada yang special dari sosok Intan, apalagi Intan
berasal dari keluarga brokenhome.
Hari itu tepat lima bulan kisah cinta, asmara di antara
mereka berdua. hubungan mereka sangat penuh dengan kebahagian, Intan telah merasa menemukan sosok orang tua
dalam hidupnya dan Rendra telah yakin
bawa tuhan telah memberikannya Jodoh terbaik untuknya.
Suatu ketika sebuah peristiwa di bulan Desember 2013, di
jum’at malam tepat jam 10:30 Intan mengirimkan pesan SMS nasehat kepada Rendra untuk tetap kuat dan sabar menjalani hidupnya,
“Asslamu’alaikum selamat malam kak Rend,” sapah Intan dalam
bait SMSnya, “ Tuhan telah menakdirkan
hidup, Jodoh dan mati untuk kita, kitakan sudah hidup, dan Isya Allah kita akan
jodoh, Jodoh itu bukan di dunia saja tetapi jodoh itu untuk kita di akhirat
kelak, dan mati itu pasti akan datang, apakah kakak siap dengan semua
kemungkinan yang terjadi”?
Rendra yang saat itu telah merasa sangat lelah dan angantuk
ia membaca SMS intan dengan rasa heran sebab ia mendapat sebuah pertanyaan yang
tidak pernah ia sangka sebelumnya, ia
enggan untuk membalasnya pada malam itu..
Sunyi menyapa pagi hari, mata hari terbit membias jendela
pada kamar Rendra, ia terbangun dan menggapai HP miliknya yang berada di meja
belajarnya, Rendra lagi-lagi membaca SMS dari Intan, ia tersenyum dengan wajah
kusam dan enggan membalasnya, ia bersiap-siap dan begegas kesekolah, dalam
perjalanan kesokolah ia sembari befikir jawaban terbaik apa yang akan dia
sapaikan untuk Intan mengenai SMS yang tidak sempat ia jawab semalam.
Dengan tergesah-gesah Rendra memasuki di gerbang sekolah dan
mendapati para siswa dan guru-guru sedang melaksanakan upacara, upacara di hari
Jum’at membuat Rendra merasa heran ada hal yang tidak biasa, upacara yang dipimpin oleh kepala
sekolah tersebut memberitahukan , “Ucapan bela sungkawa dan turut berduka atas
wafatnya salah saru Siswi baru, atas nama Intan Putry Ayu telah kembali sisi
Tuhan,” ternyata Intan menderita kangker
darah atau leokimia dan sebenarnya pada
kejadian kesurupan beberapa bulan lalu di masa orientasi siswa dan siswi baru gejala yang di alami Intan bukanlah gejala kesurupan, penyakit yang telah ia derita selama bertahun-tahun
sejak ia kecil, jelasnya sejak ayah dan
Ibunya bercerai tanpa sebab.
Rendra menjawab pertanyaan Intan yang ia tuangkan dalam
sebuah puisi,
“Sepanjang tahun bulan gelisah akhirnya datang, merampas kisah
hidup wanitaku,
Kusebut dia kisah kelabu di akhir Kelender, wanita kuat yang
menguasai diri lelaki
Kini lenyap melukai ingatan saat bayang lalu terbang membawa
duka,
Aku menyalahkan waktu datang tanpa bunyi lonceng kabar
berita
Ketika ku lihat jasad diam tak membalasku, kerebut sebuah
golok menebus sesal hidupku
Rayuanku menjadi kejengkelan dalam ingatan, memeluk jasadmu
penuh wangian tulus cintamu
Ku kecup keningmu kala itu, dan engkau menyandarkanku atas
dosaku di pundakmu
Kisah itu menamparku, sesal, tangisku tak bernilai di bulan
desember
Tentang pesanmu, ku
coba melupakan dan kini aku mengingatnya lagi..”
Sekian….
Makassar,
4 Agustus 2016
Muh.Qadri
Tidak ada komentar:
background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;Posting Komentar