Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan pintu gerbang Kemerdekan Indonesia yang dikumandangkan langsung oleh Ir Soekarno dan Hatta yang pada saat itu merupakan perwakilan pejuang kemerdakaan baik dari kalangan tua maupun kalangan muda, setelah Proklamasi usai dibacakan Ir. Soekarno mengalami kegundaan hati mengenai asas dan arah Negara yang baru merdeka tersebut.
Perjuangan untuk menjadi sebuah bangsa baru dan Negara Baru pertama kali muncul pada Konsensus pertama sebagai bangsa yakni sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang merupkan ikrar secara simbolis pemuda pemudi pejuang yang diwakili para delegasi berbagai daerah, pada awalnya perlawanan terhadap belanda oleh rakyat Indonesia hanyalah semangat Pramordial atau kedaerahan, Kerajaan sehingga yang ada hanyalah Etno Nasionalisme yang cenderung terpecah-pecah, reaksoner dan jangka pendek, dari refleksi perjuangan tersebut dikemudian hari sosok-sosok pejuang Nasional yang mulia bermunculan berembuk lempar gagasan dengan berbagai analisis sehingga menghasilkan reformulasi arah gerakan perjuang Indonesia dan sampailah pada gagasan sumpah Pemuda tersebut dengan mengusung satu semangat, rasa dan karsa yang sama persatuan Indonesia (Nasionalaisme)
Sebuah system haruslah tahan terhadap berbagai macam kritikan, tempaan zaman dan tentunya memiliki basis filosofis dan Teologis yang utuh sebab dari perjalanan bangsa-bangsa telah sangat banyak system yang diuji cobakan dalam setiap Negara dan akhirnya runtuh baik coraknya demokrasi liberal,sosialis, Komunis hingga Mix System.
Sebuah system Negara lahir dari akar peradaban bangsa tersebut, contoh AS dengan Demokrasi liberalnya hal itu disebabkan peradabannya yang cenderung Homogen, Induvidualistik dan Liberal sehingga melahirkan system demokrasi leberal beda halnya dengan beberapa Negara di Timur tengah yang akar peradabannya yang di Dominasi unsur Agama Khususnya Islam yang cenderung Heterogen bersuku-suku setiap suku memiliki pemimpin suku dan masyarakat suku harus patuh pada pimpinan suku sehingga ketika di injeksi dengan ajaran Agama akan melahirkan bentuk Negara Teokrasi,
lalu bagaimana Denga Indonesia?
Indonesia yang dahulunya merupakan hamparan kerajaan yang memiliki corak peradabannya yang berbeda-beda. Pada fase awl kemunculan organisasi-organisasi sebagai upaya mengorganisir kader-kader pejuang muncullah berbagai macam ormas seperti, Serikat Priyai, Budi Utomo, SDI kemudian berubah menjadi SI, Muahammadiyah, NU, organisasi etnis Cina dan Arab dll tetapi hal tersebut tidak cukup sebagai rumusan strategis sebab basis gerakannya Parsial dari berbagai golongan dan sulit disatuhkan sebab kepentingan yang berbeda-beda baik dari segi politik dan ekonomi,
konsolidasi kerajaan melalu Lobby-lobby Politik Soekarno untuk menyatakan diri begabung dalam NKRI sukses pada fase-fase terakhir perjuangan walaupun tekanan Bindia Belanda pada saat itu terus menerus dilancarkan dengan Politik pengasingan.
Negara Indonesia yang berdiri dari rentetan pergolakan panjang yang berdarah-darah setelah Indonesia merdeka tantangan baru yang jelas di depan mata ialah fakta Indonesia yang sangat Heterogen atau Plural menjadikan sebab terjarinya tarik penarik kepentingan Ideologi yang mewakili masing-masing kelompok, jalan tengahnyan dengan Gagasan Trikotomi Politik Nasakom (Nasionalis, Agamis, Komunis) tetapi hal tersebut tidal cukup mendamaikan ke tiga kutub yang bersebrangan pandangan, puncaknya ketika terbitnya Piagam Jakarta yang membuat gusar kelompok Nasionalis sebab mereka berpandangan perjuanga Indonesia yang awalnya tidak berlandaskan salah satu golongan tersebut telah dihianati dengan terbitnya piagam jakarta menghinati janji persatuan tersebut, lempar gagasan antara kelompok Agamis dan Nasionalis mengenai sila pertama dalam Pancasila tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama dengan semangat Kompromis golongan Agamis yang mengedepankan manfaat, Esensi dan Tujuan syariat Islam maka disepakatilah Pancasila pada sila pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila tidak lain merupakan Common Values dari berbagai pandangan Filosifis Nusantara, Sebagai Ijtihad penyerderhanaan Kalam Allah yang terkadang sulit difahami oleh mahluknya, Pancasila merupakan Inti sari ajaran Agama dimana butir mengalir pokok-pokok ajararan-NYA. Posisi Agama di indonesia bukanlah Simbolik atau Sekularistik akan tetapi merupapak simbilolistik harmonis sebagai Standar referens Values perumusan dasar dan arah Negara indonesia menuju kemerdekaab absolut.
Melawan takdir adalah melawan Tuhan, jika pancasila meruapkan Takdir dari Tuhan maka melawan Pancasila adalah Melawan Tuhan, melanggar hasil Konsensus tidak dibenarkan dalam ajaran Agama barang siapa yang melanggarnya akan mendapat ganjarannya.
Dari uraian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa PANCASILA lahir bukan dari ruang tanpa dinding kokoh sebab Pancasila hadir dari ruang yang utuh baik dari segi historis,Filosofis maupun Teologis dan takdir Tuhan yang menjadikannnya.
Masamba 5 Mei 2018
Tidak ada komentar:
background:#0a58a3; border-bottom:4px solid #1780dd; padding:6px 15px 4px;Posting Komentar